Ketangguhan Jerman dan Belgia Kontras dengan Prancis dan Swiss yang Tersandung di Kualifikasi Piala Dunia 2026 – Rangkaian pertandingan mahjong ways Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa pada pertengahan Oktober 2025 menghadirkan dinamika yang menarik. Tim-tim unggulan seperti Prancis dan Swiss gagal mengamankan kemenangan penting, sementara Jerman dan Belgia justru tampil dominan dan semakin memperkuat posisi mereka di klasemen grup masing-masing. Hasil-hasil ini tidak hanya mengubah peta persaingan menuju putaran final, tetapi juga menyoroti perbedaan performa dan konsistensi antar negara besar Eropa.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif hasil pertandingan terkini, analisis taktik, performa pemain kunci, serta dampaknya terhadap peluang lolos ke Piala Dunia 2026. Disusun dengan struktur, artikel ini cocok untuk pembaca yang mencari informasi mendalam dan menarik seputar perkembangan terbaru di kualifikasi zona UEFA.
Prancis dan Swiss Gagal Menang: Momentum yang Terbuang
Prancis Ditahan Islandia: Les Bleus Kehilangan Fokus
Timnas Prancis yang bertandang ke Reykjavik menghadapi Islandia dengan harapan mengunci tiket ke putaran final. Namun, mereka justru harus puas dengan hasil imbang 2-2. Islandia membuka keunggulan melalui Viktor Palsson, sebelum Prancis membalikkan keadaan lewat gol Christopher Nkunku dan Jean-Philippe Mateta. Sayangnya, gol penyeimbang dari Kristian Hlynnsson di menit akhir memaksa Prancis pulang dengan satu poin.
Kegagalan ini membuat Prancis kehilangan momentum dan harus menunda kelolosan otomatis. Meski masih memuncaki klasemen Grup D, tekanan dari Ukraina dan Islandia mulai terasa.
Swiss Gagal Menaklukkan Kosovo: Ketajaman yang Hilang
Swiss juga mengalami nasib serupa. Bermain di kandang sendiri melawan Kosovo, mereka hanya mampu slot bet 200 bermain imbang 1-1. Gol pembuka dari Ruben Vargas sempat memberi harapan, namun Kosovo menyamakan kedudukan melalui Vedat Muriqi di babak kedua.
Hasil ini membuat Swiss tertahan di posisi kedua Grup E, di bawah Belgia yang terus melaju. Ketidakkonsistenan Swiss dalam menyelesaikan peluang menjadi sorotan utama, terutama menjelang laga-laga penentuan.
Jerman dan Belgia Melaju Kencang: Dominasi yang Konsisten
Jerman Gulung Lithuania: Mesin Panzer Tak Terbendung
Jerman menunjukkan performa luar biasa saat menjamu Lithuania di Berlin. Mereka menang telak 4-0 berkat gol dari Jamal Musiala, Kai Havertz, Florian Wirtz, dan Niclas Füllkrug. Dominasi Jerman terlihat dari penguasaan bola 67% dan 18 tembakan ke gawang.
Pelatih Julian Nagelsmann menerapkan formasi 4-2-3-1 yang fleksibel, dengan pressing tinggi dan transisi cepat. Kemenangan ini memperkuat posisi Jerman di puncak Grup A dan hampir memastikan tiket ke putaran final.
Belgia Tundukkan Makedonia Utara: Efisiensi Tanpa Cela
Belgia juga tampil solid dengan kemenangan 3-1 atas Makedonia Utara. Gol dari Romelu Lukaku, Jeremy Doku, dan Youri Tielemans menunjukkan variasi serangan yang dimiliki tim asuhan Domenico Tedesco. Belgia kini memimpin Grup E dengan selisih poin yang cukup aman dari Swiss dan Israel.
Kemenangan ini menjadi bukti bahwa Belgia telah menemukan kembali ritme permainan mereka setelah sempat goyah di awal kualifikasi.
Statistik Pertandingan Kunci
| Tim | Lawan | Skor Akhir | Penguasaan Bola | Tembakan ke Gawang |
|---|---|---|---|---|
| Prancis | Islandia | 2-2 | 60% | 6 |
| Swiss | Kosovo | 1-1 | 58% | 5 |
| Jerman | Lithuania | 4-0 | 67% | 9 |
| Belgia | Makedonia Utara | 3-1 | 62% | 8 |
Statistik ini menunjukkan bahwa Jerman dan Belgia tidak hanya menang, tetapi juga tampil dominan dalam penguasaan bola dan efektivitas serangan.
Analisis Taktikal
Prancis: Terlalu Bergantung pada Individu
Didier Deschamps masih mengandalkan kekuatan individu seperti Mbappé dan Griezmann, namun absennya Mbappé dalam laga melawan Islandia membuat serangan Prancis kurang tajam. Struktur permainan yang tidak stabil dan transisi bertahan yang lambat menjadi kelemahan utama.
Swiss: Minim Kreativitas di Lini Tengah
Swiss kesulitan membongkar pertahanan Kosovo karena kurangnya kreativitas di lini tengah. Granit Xhaka dan Remo Freuler tampil solid dalam bertahan, namun tidak cukup agresif dalam membangun serangan.
Jerman: Pressing Tinggi dan Rotasi Efektif
Nagelsmann menerapkan pressing tinggi dan rotasi posisi yang membuat lawan kesulitan membangun serangan. Kombinasi Musiala dan Wirtz di lini tengah menjadi kunci dominasi Jerman.
Belgia: Serangan Sayap yang Mematikan
Belgia memanfaatkan kecepatan Doku dan ketajaman Lukaku untuk menekan lawan dari sisi sayap. Tedesco juga menekankan distribusi bola cepat dan pemanfaatan ruang antar lini.
Dampak Terhadap Klasemen dan Peluang Lolos
| Grup | Posisi | Tim | Poin | Selisih Gol |
|---|---|---|---|---|
| D | 1 | Prancis | 17 | +12 |
| D | 2 | Ukraina | 14 | +8 |
| E | 1 | Belgia | 16 | +10 |
| E | 2 | Swiss | 14 | +6 |
| A | 1 | Jerman | 18 | +15 |
Prancis dan Swiss masih berada di posisi lolos, namun tekanan dari tim-tim di bawah mereka semakin besar. Jerman dan Belgia hampir pasti lolos jika mampu mempertahankan performa di dua laga terakhir.
Reaksi Media dan Penggemar
Media Eropa menyoroti ketidakkonsistenan Prancis dan Swiss sebagai “alarm dini” menjelang putaran final. Di sisi lain, Jerman dan Belgia mendapat pujian atas kedewasaan taktik dan efisiensi permainan.
Penggemar Prancis mulai mempertanyakan strategi Deschamps, sementara pendukung Belgia kembali optimis setelah sempat pesimis di awal tahun.
Penutup: Kontras Empat Kekuatan Eropa
Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa menunjukkan kontras yang tajam antara tim-tim besar. Prancis dan Swiss harus segera memperbaiki performa jika ingin lolos tanpa drama, sementara Jerman dan Belgia tinggal menjaga konsistensi untuk mengamankan tiket ke Amerika Utara.
Dengan dua laga tersisa, persaingan semakin panas. Siapa yang akan melaju mulus, dan siapa yang harus berjuang hingga detik terakhir? Waktu akan menjawab, namun satu hal pasti: drama kualifikasi belum usai.